Minggu, 30 Januari 2011

Chapter Two: Kenapa harus capek membuktikan kita benar. Jika mereka tidak akan pernah mampu membuktikan kita salah







"Kenapa harus capek membuktikan kita benar. 
Jika mereka tidak akan pernah mampu membuktikan kita salah"



Dus... aku membaca sebuah thread tentang kumpulan status di FB dan Twitter di Kaskus. Terasa  ada perasaan nyes menyelimuti hatiku ketika membaca dua baris kalimat di atas. Yah, buat apa bersusah payah aku membuktikan kalau aku benar (dan bahkan berani kupertanggungjawabkan di hadapan Tuhan), sedangkan aku tahu  bahwa mereka tidak akan pernah sanggup membuktikan aku salah. 

Yah, buat apa capek memeras keringat dan menghancurkan badanku dengan stress hanya untuk sesuatu yang mutlak aku sadari hanyalah omong kosong belaka dari mereka yang tak menyukai aku lantas melahirkan tuduhan-tuduhan keji. Lebih baik menyerapnya hanya sebagai pelajaran dan ujian praktek yang diturunkan oleh Tuhan dalam mata kuliah Kesabaran dan Kedewasaan (kata-katanya ajib!:D).

Perih? Ya sangat perih (kalau gak percaya boleh dicoba dech :D ). Tapi lantas akhirnya aku tersadar  dan teringat pada satu pesan dari seorang teman.


"Allah SWT mboten sare!"



"Allah SWT tidak tidur!"


Pasti ada sesuatu yang tersirat disini, Tuhan pasti ingin aku mengambil hikmah atas sesesuatu yang terjadi kepadaku. Sambil tertatih mengusap luka, lebih baik bibir tetap tersenyum. Aku yakin Allah SWT tidak tidur!. Lantas karena tak ada kata yang mampu lagi kuungkapkan, maka kupasrahkan saja semuanya dalam doa-doa kebaikan.


*

KARENA KATA
(Sapardi Djoko Damono)

Karena tak dapat kutemukan 
kata yang paling sepi
kutelantarkan hati sendiri

Karena tak dapat kuucapkan
kata yang paling rindu
kubiarkan hasrat terbelenggu

Karena tak dapat kuungkapkan
kata yang paling cinta
kupasrahkan saja dalam doa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar