Perpustakaan itu sebenarnya taman pepohonan, namun telah mati. Pohon mati yang menjelma menjadi lembaran-lembaran kertas. Kertas yang dianggap rapuh tapi sebenarnya dia kuat lebih dari asalnya. Satu lembarnya dengan mudah dapat menghancurkan dunia namun sekaligus seketika juga dapat menenangkannya.
Bagiku perpustakaan selalu berarti hutan rimbun, meskipun kenyatannya pohon-pohon itu telah mati. Disana aku dapat menghidu kesegaran dari tiap lembarnya meski telah usang. Semilir angin yang memusar dari arah lobby bagiku seperti semilir angin saat pohon itu masih kokoh berdiri. Disini ada lembar nyanyian lama yang selalu segar. Nyanyian cumbu percintaan seorang tokoh dengan pikirannya.
<P&R>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar