Selasa, 14 Desember 2010

Menyapu halaman langit


Hari minggu adalah hari yang telah diproklamirkan sebagai hari malas sedunia. Bagi si Kemod inilah saat yang tepat mengumbar 'nafsu' yang terpendam seminggu ini. Maka sebungkus sigaret murahan, secangkir besar kopi atau teh manis dan seplastik makanan ringan bertengger di meja sebelah kursi busuk kesayangannya. Lantunan senandung lagu dangdut terdengar dari notebooknya. Lalu ia pun bersandar dengan sebuah novel dan majalah Tempo. "Inilah saatnya menikmati waktu malas" ujarnya dalam hati.

Sedang asyik masyuk tiba-tiba datang beberapa orang. menggerutu dan bermasturbasi kata tanya.

"Hey Kemod, kamu pasti tadi malam naik ke langit kan. kamu duduk2 di bintang kan?" sembur mereka.


Kemod bingung, dia pun menjawab "Hahay... masa iya saya naik ke langit dan duduk2 di atas bintang. Ngada-ngada aja". Lalu hanyut lagi membaca artikel Catatan Pojok majalah Waktu

"Pokoknya pasti kamu melakukan itu semua Kemod" kata salah seorang dari mereka. "Iya pasti kamu melakukannya" sundul yang lain.

Kemod pun mulai malas menanggapinya. "Woy hari gini, dijaman teknologi rekayasa genetika, kalian masih mikir seperti itu?ckckckckck." ujarnya sambil ngupil.  

Rupanya masih juga pertanyaan2 itu mengudara ke kuping Kemod. Karena malas akhirnya dia berkata: 
"Oke baiklah. Ya tadi malam aku naik ke langit. Aku mengantungin cita2 aku di bintang sana dan sekalian nyapuin halaman langit karena kulihat berserak banget bintang2nya" jawabnya mengarang sambil berharap mereka tak bertanya2 lagi.

Lalu segera ia melanjutkan membaca Catatan Pojok
tentang "Ababil".
 "...bahwa penuduh (fitnah) yang begitu getol melancarkan tuduhannya pada orang lain bisa jadi adalah pelaku kegiatan yang dituduhkan tersebut. Atau setidaknya pernah melakukan hal itu...

Jangan memaksa mengukur orang lain dengan baju sendiri"

Naudzubillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar